Penggunaankalimat yaitu dengan kalimat yang mengarah untuk menolak, tidak menerima, atau juga tidak setuju terhadap sesuatu. Mengandung kata-kata yang memiliki arti penolakan. Misalnya seperti "tidak mau", "tidak setuju", atau "tidak bisa". Penyampaian kalimat penolakan perlu untuk dilakukan dengan cara yang sopan dan baik. Haditstentang memuliakan tamu dan tetangga - Islam merupakan salah satu agama yang di muliakan oleh Allah SWT. Dalam ajaran agama Islam, tidak hanya membahas mengenai cara beribadah kepada Tuhan saja. Bahkan dalam menjamu sesama muslim lain, sudah di jabarkan dalam hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga seperti yang tertuang dibawah ini. MemulyakanTetangga. Tetangga adalah orang yang tinggalnya berdekatan dengan kita. Ia memiliki hak untuk dimulyakan, dijaga haknya, dan tidak diganggu (disakiti). Sebagian Ulama' di antaranya al-Imam anNawawy menjelaskan bahwa berdasarkan kedekatannya, tetangga terbagi menjadi 4, yaitu : 1) Orang yang tinggal satu rumah dengan kita, 2) Orang Sesungguhnyaseseorang mengucapkan kata-kata yang tidak ia teliti kebenarannya, ucapannya itu menyebabkannya tergelincir di neraka lebih jauh dari pada jauhnya antara timur dan barat. [2] Dalam Sha h รฎ h al-Bukh รข ri disebutkan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: Untukmelepas kepergiannya, tak ada salahnya jika kamu mengucapkan satu dua patah kata yang berkesan untuknya. Sebagai rasa hormat kepada atasan dan rekan kerja lainnya. Melansir dari berbagai sumber, Minggu (22/5/2022), berikut ini deretan kata-kata perpisahan rekan kerja dan atasan yang sopan dan berkesan. Kata-Kata Perpisahaan Rekan Kerja DUke. 1 Menyambut tamu dengan baik Ketika ada orang yang mengetuk pintu rumah atau memencet bel dan memberi salam adalah pertanda ada orang yang mau bertamu ke rumah kita. Hendaklah menjawab salam dan bersegera memberikan sambutan dengan membukakan pintu, senyum ceria, dan menyapa dengan ramah. Senyum ceria merupakan ekspresi bahwa kita senang menyambut kedatangannya. โ€œSenyummu di hadapan saudaramu adalah sedekahโ€, demikian sabda Nabi SAW HR Tirmidzi. Beliau juga bersabda ู„ูŽุง ุชูŽุญู’ู‚ูุฑูŽู†ูŽู‘ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชููƒูŽู„ูู‘ู…ูŽ ุฃูŽุฎูŽุงูƒูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ุจูŽุณูุทูŒ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุฌู’ู‡ููƒูŽ ุฅูู†ูŽู‘ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู โ€œJanganlah engkau remehkan perkara maโ€™ruf, berbicaralah kepada saudaramu dengan wajah yang penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari perkara yang maโ€™rufโ€ HR Abu Daud BACA JUGA Kok Loncatanmu Lebih Tinggi? Beliau memberikan teladan dengan selalu tersenyum ketika berbicara. HR Ahmad Beliau dikenal sebagai orang yang paling banyak senyumnya, sebagaimana hadits dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i dia berkata; โ€œAku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah SAW.โ€ HR Tirmudzi. Senyum kita melapangkan hati tamu dan membuat mereka merasa terhormat dan dihargai. Sapaan yang hangat akan lebih mencairkan suasana sehingga pertemuan menjadi lebih hangat dan akrab. Rasulullah memberikan teladan dalam menyapa tetamu-tetamu beliau. Ketika menerima utusan Abdul Qais beliau menyambut โ€œSelamat datang wahai para utusan, yang datang tanpa rasa kecewa dan penyesalanโ€ HR Bukhari dan Muslim. Bahkan ketika Fathimah puteri beliau datang berkunjung, beliau menyambut โ€œSelamat datang, wahai puteriku.โ€ HR Bukhari dan Muslim Tanyakan pula bagaimana keadaan mereka dengan menanyakan โ€œApa kabar?โ€ Sapaan yang ramah merupakan ungkapan bahwa kita senang menerima tamu kita. Selanjutnya persilahkan duduk di tempat yang selayaknya di ruang tamu. Kebanyakan rumah dilengkapi dengan ruang tamu. Hendaknya ruang tamu selalu dijaga agar tetap dalam keadaan bersih, rapi, dan wangi. Keadaan yang kotor, berantakan, dan bau tak sedap menjadikan suasana menjadi kurang nyaman. 2 Menerima tamu dengan baik Tamu yang datang berkunjung ke rumah kita ada kalanya datang sendiri dan ada kalanya memang kita undang. Kedua-duanya hendaknya diterima dengan baik. Rasulullah SAW adalah contoh teladan penerima tamu yang baik. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฌูŽุฑููŠุฑู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู…ูŽุง ุญูŽุฌูŽุจูŽู†ููŠ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู…ูู†ู’ุฐู ุฃูŽุณู’ู„ูŽู…ู’ุชู ูˆูŽู„ูŽุง ุฑูŽุขู†ููŠ ุฅูู„ูŽู‘ุง ุถูŽุญููƒูŽ Dari Jarir bin Abdullah berkata; โ€œSejak saya masuk Islam, Rasulullah SAW tidak pernah menolak saya untuk bertamu dan berkunjung ke rumah beliau. Dan beliau selalu tersenyum setiap kali melihat saya.โ€ HR. Muslim Menerima dan memuliakan tamu merupakan bagian dari tanda keimanan, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Suraih Al Kaโ€™bi bahwa Rasulullah SAW bersabda โ€œBarangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, tidak halal bagi tamu tinggal bermalam hingga ahli bait mengeluarkannya.โ€ HR Bukhari Seorang mukmin hendaknya siap menerima tamu di rumahnya atau tempat lain yang layak. Terlebih-lebih bila tamu-tamunya datang atas undangannya, persiapannya haruslah lebih baik. Siapkan di mana mereka akan ditempatkan, bagaimana penyambutannya, dan apa jamuan atau hidangannya. Bila harus menginap, disiapkan pula kamar tempat mereka tidur. Mendapatkan jamuan adalah salah satu hak tamu yang harus kita tunaikan. Kitapun juga harus menyiapkan diri untuk kedatangan tamu kapan saja. Salah satu bentuk kesiapannya diwujudkan dengan menyediakan ruang tamu di rumah kita. Alhamdulillah, hampir setiap rumah kaum muslimin telah disediakan ruang tamu, dan bahkan banyak pula yang menyediakan kamar khusus untuk tamu yang menginap. 3 Menjamu Setelah tamu duduk dan berbasa basi sebentar, segeralah persiapkan dan hidangkan suguhan berupa air minum dan makanan ringan. Mendapat suguhan merupakan hak tamu. Dari Abu Suraih Al Kaโ€™bi bahwa Rasulullah SAW bersabda โ€œBarangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam.โ€ HR. Bukhari Nabiyullah Ibrahim AS juga memberikan contoh dalam memberikan penghormatan kepada tetamunya sebagaimana diabadikan dalam al-Qurโ€™an Sudahkah sampai kepadamu Muhammad cerita tentang tamu Ibrahim malaikat-malaikat yang dimuliakan? Ingatlah ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan โ€œsalamโ€, Ibrahim menjawab โ€œSalam, orang-orang yang tidak dikenalโ€. Maka ia pergi diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk yang dibakar, lalu dihidangkan kepada mereka. Ibrahim berkata โ€œSilakan kamu makanโ€. QS Ad-Dzariyat ayat 24 โ€“ 27 Nabi Muhammad sendiri suka memberikan hidangan kepada tamu-tamu beliau. Dari Al-Mughirah bin Syuโ€™bah dia berkata โ€œPada suatu malam saya pernah bertamu kepada Nabi SAW. Lalu beliau memerintahkan untuk diambilkan sepotong daging kambing besar. Setelah dipanggang, beliau mengambil sebilah pisau, lalu beliau memotong-motongnya untukku dengan pisau tersebut.โ€ HR. Abu Daud Terhadap tamu non muslim pun beliau menjamu. Dari Abu Hurairah berkata, โ€œSeorang kafir datang bertamu kepada Rasulullah SAW. Maka beliau memerintahkan untuk mendatangkan seekor kambing untuk diperah, orang kafir itu lalu memimun perahan susunya. Lalu diperahkan dari kambing yang lain, dan ia meminumnya. Lalu diperahkan dari kambing lain lain, dan ia meminumnya lagi, hingga menghabiskan susu dari tujuh kambing. Keesoakan harinya orangitu masuk Islam. Rasulullah SAW menyuruh agar kambing beliau diperah. Diapun minum air susunya, kemudian beliau memerahkannya lagi namun dia tidak sanggup menghabisinya. Sehingga Rasulullah SAW bersabda โ€œSeorang mukmin minum dengan satu usus sedangkan orang kafir minum dengan tujuh usus.โ€ HR. Malik Terhadap pentingnya menjamu, Rasulullah SAW menyatakan ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูู‚ู’ุฏูŽุงู…ู ุจู’ู†ู ู…ูŽุนู’ุฏููŠ ูƒูŽุฑูุจูŽ ุฃูŽุจููŠ ูƒูŽุฑููŠู…ูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฃูŽูŠูู‘ู…ูŽุง ู…ูุณู’ู„ูู…ู ุฃูŽุถูŽุงููŽ ู‚ูŽูˆู’ู…ู‹ุง ููŽุฃูŽุตู’ุจูŽุญูŽ ุงู„ุถูŽู‘ูŠู’ูู ู…ูŽุญู’ุฑููˆู…ู‹ุง ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุญูŽู‚ูŒู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ูู‘ ู…ูุณู’ู„ูู…ู ู†ูŽุตู’ุฑูŽู‡ู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ูŠูŽุฃู’ุฎูุฐูŽ ุจูู‚ูุฑูŽู‰ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุชูู‡ู ู…ูู†ู’ ุฒูŽุฑู’ุนูู‡ู ูˆูŽู…ูŽุงู„ูู‡ู Dari Al Miqdam bin Maโ€™di Karib, Abu Karimah dari Nabi SAW, โ€œSeorang muslim yang bertamu kepada suatu kaum, dan pagi harinya tamu itu dalam keadaan tidak mendapatkan jamuan, seorang muslim wajib menolongnya hingga ia mengambilkan jamuan malamnya dari tanamannya dan hartanya.โ€ HR. Ahmad Para sahabat sangat mementingkan jamuan untuk tamu. Berikut ini riwayat terkait yang disampaikan oleh Nabi kepada Abu Hurairah โ€œSeorang laki-laki Anshar kedatangan tamu dan bermalam di rumahnya. Padahal dia tidak mempunyai makanan selain makanan anak-anaknya. Maka dia berkata kepada isterinya; Tidurkan anak-anak dan padamkan lampu. Sesudah itu suguhkan kepada tamu kita apa adanya.โ€™ Kata Abu Hurairah Karena peristiwa itu maka turunlah ayat Al Hasyr 9 ituโ€ HR. Muslim โ€œDan mereka mengutamakan orang lain muhajirin atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahanโ€ฆโ€ Bagian ke-4 dari Surah Al Hasyr 9 itu menunjukkan penghargaan Al Qurโ€™an kepada orang yang memiliki empati kepada orang lain, padahal dirinya sendiri dalam kesusahan. Bayangkan betapa tinggi nilai perbuatan seperti itu. Anda yang memiliki kecukupan rezeki ada baiknya senantiasa memiliki persediaan minuman dan makanan di rumah, sehingga sewaktu-waktu ada tamu tinggal menghidangkannya. BACA JUGA Kisah Tuan Rumah Istimewa dan Tamu yang Mulia Ketika hidangan telah siap tuan rumah mempersilahkan tetamunya menikmati terlebih dahulu, baru ia mengikuti setelah tetamunya. Hal ini berdasar hadits Qatadah RA yang cukup panjang, dia berkata โ€œโ€ฆ.. Lalu Rasulullah SAW menuangkan air dan aku membagikannya, hingga tidak ada yang tersisa selain aku dan Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadaku, โ€œMinumlahโ€. Aku jawab, โ€œAku tidak akan minum hingga engkau minum, wahai Rasulullahโ€. Beliau bersabda, โ€œSesungguhnya, orang yang memberi minum itulah yang terakhir minumโ€. Qatadah melanjutkan โ€œMaka akupun minum, dan Rasulullah SAW pun kemudian minumโ€ฆ.โ€ HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi 4 Mengiringi Tamu Ketika Pulang Bila tamu telah menikmati jamuan yang disajikan, menyelesaikan hajatnya, dan berpamitan hendak pulang hendaknya diucapkan kata-kata perpisahan yang menyenangkan, berterima kasih atas kunjungannya, dan menunjukkan raut wajah yang berseri-seri. Untuk menunjukkan keakraban, antarkan tamu hingga halaman rumah, dan pandanglah hingga ia telah keluar dari halaman rumah. Abu Ubaid Qasim bin Salam pernah mengunjungi Ahmad bin Hambal. Abu Ubaid berkata โ€œTatkala aku hendak pergi, dia bangun bersamaku. Aku pun berkata karena malu atas penghormatannya itu โ€œJangan kau lakukan ini, wahai Abu Abdillah!โ€ Sementara itu Abu Amar al-Hamadzani As-Syaโ€™bi, seorang pemuka tabiโ€™in yang cerdas dan tawaduโ€™ yang diketahui belajar kepada 500 sahabat Nabi, mengatakan โ€œDi antara kesempurnaan sambutan orang yang dikunjungi adalah engkau berjalan bersamanya hingga ke pintu rumah dan mengambilkan kendaraannya.โ€ [] SUMBER MUHAMMADIYAH ADAB-ADAB MENGUCAPKAN SALAMOleh Syaikh Abdul Hamid bin Abdirrahman as-Suhaibani1. Apabila bertemu dengan seorang teman, maka cukupkanlah dengan berjabat tangan disertai dengan ucapan salam assalaamu alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh tanpa berpelukan, kecuali ketika menyambut kedatangannya dari bepergian, karena memeluknya pada saat tersebut sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkataูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุชูŽู„ุงูŽู‚ูŽูˆู’ุง ุชูŽุตูŽุงููŽุญููˆู’ุง ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุฏูู…ููˆู’ุง ู…ูู†ู’ ุณูŽููŽุฑู ุชูŽุนูŽุงู†ูŽู‚ููˆู’ุง.โ€œApabila Sahabat-Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam saling berjumpa, maka mereka saling berjabat tangan, dan apabila mereka datang dari bepergian, mereka saling berpelukan.โ€ [HR. Ath-Thabrani dalam al-Muโ€™jamul Ausath no. 97 dan Imam al-Haitsami berkata dalam kitab Majmaโ€™uz Zawaa-id VIII/36, โ€œPara perawinya adalah para perawi tsiqah.โ€]2. Sangat dianjurkan untuk membaca salam secara sempurna, yaitu dengan mengucapkan, โ€œAssalaamu alaikum warahmatullaahi wa barakaatuhu.โ€ Hal ini berdasarkan hadits Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu, ia berkataุฌูŽุงุกูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูŽู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ุŒ ููŽุฑูŽุฏู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ุฌูŽู„ูŽุณูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุนูŽุดู’ุฑูŒุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฌูŽุงุกูŽ ุขุฎูŽุฑู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูŽู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ููŽุฑูŽุฏู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ููŽุฌูŽู„ูŽุณูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูุดู’ุฑููˆู’ู†ูŽุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฌูŽุงุกูŽ ุขุฎูŽุฑู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงูŽู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡ูุŒ ููŽุฑูŽุฏู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ููŽุฌูŽู„ูŽุณูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุซูŽู„ุงูŽุซููˆู’ู†ูŽ .โ€œSeorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan mengucapkan, Assalaamualaikum.โ€™ Maka dijawab oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kemudian ia duduk, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sepuluh.โ€™ Kemudian datang pula orang lain yang kedua memberi salam, Assalaamu alaikum warahmatullaah.โ€™ Setelah dijawab oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ia pun duduk, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Dua puluh.โ€™ Kemudian datang orang yang lain lagi ketiga dan mengucapkan salam Assalaamu alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.โ€™ Maka, dijawab oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kemudian ia pun duduk dan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda Tiga puluh.โ€™โ€ [HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 986, Abu Dawud no. 5195 dan at-Tirmidzi no. 2689 dan beliau menghasankannya]3. Tidak disyariโ€™atkan mengucapkan salam dengan lafazhุงูŽู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู ุงุชู‘ูŽุจูŽุนูŽ ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰.โ€œSemoga keselamatan tercurah hanya kepada orang yang mengikuti petunjuk.โ€Apabila yang diberi salam seorang muslim, karena lafazh salam di atas khusus diperuntukkan selain muslimin sebagaimana dalam surat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada Raja Hiracliusุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ูุŒ ู…ูู†ู’ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ู‡ูŽุฑูŽู‚ู’ู„ู ุนูŽุธููŠู’ู…ู ุงู„ุฑู‘ููˆู’ู…ูุŒ ุณูŽู„ุงูŽู…ูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู ุงุชู‘ูŽุจูŽุนูŽ ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰โ€ฆโ€œDengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dari Muhammad hamba Allah dan utusannya, kepada Hiraclius penguasa bangsa Romawi, keselamatan bagi orang-orang yang mau mengikuti petunjuk.โ€Sedangkan hikmah di balik memberikan salam kepada orang-orang selain Islam dengan lafazh tersebut, kemungkinan hanya Allah Yang Mahatahu adalah untuk meluluhkan hati mereka, memberikan rasa aman kepada mereka dengan pengajuan syarat-syarat, yaitu mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Dan yang demikian itu apabila diucapkan kepada seorang muslim itu berarti telah mencabut haknya sebagai seorang mukmin, karena dia seorang muslim, maka dia adalah orang yang sudah mendapatkan petunjuk, maka tidak diperbolehkan untuk menggunakan lafazh tersebut yang ditujukan kepada saudara sesama Dilarang mengucapkan salam dengan lafazhุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู.โ€œSemoga keselamatan senantiasa tercurah atasmu.โ€Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Tamimah al-Hujaimi dari seorang laki-laki yang berasal dari kaumnya. Dalam riwayat yang lain dikatakan laki-laki itu bernama Abu Jura al-Hujaimi, dia berkataุทูŽู„ูŽุจู’ุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽู„ูŽู…ู’ ุฃูŽู‚ู’ุฏูุฑู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ููŽุฌูŽู„ูŽุณู’ุชูุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ู†ูŽููŽุฑูŒ ู‡ููˆูŽ ูููŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูŽุนู’ุฑูููู‡ูุŒ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูุตู’ู„ูุญู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ุŒ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ููŽุฑูŽุบูŽ ู‚ูŽุงู…ูŽ ู…ูŽุนูŽู‡ู ุจูŽุนู’ุถูู‡ูู…ู’ ููŽู‚ูŽุงู„ููˆู’ุง ูŠูŽุงุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฐูŽู„ููƒูŽ ู‚ูู„ู’ุชู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ูุŒ ูŠูŽุงุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ูุŒ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุชูŽุญููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽู‰ุŒ ุฅูู†ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุชูŽุญููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽู‰ุŒ ุฅูู†ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุชูŽุญููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽู‰ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู‚ููŠูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ุฃูŽุฎูŽุงู‡ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽ ููŽู„ู’ูŠูŽู‚ูู„ู ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฑูŽุฏู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู.โ€œAku mencari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, namun aku tidak mendapatinya, kemudian aku duduk, tiba-tiba datang sekelompok orang dan beliau ada di an-ara mereka sedang aku tidak mengenalnya, saat itu beliau sedang mendamaikan beberapa dari mereka yang berselisih. Kemudian setelah selesai ada sebagian dari mereka yang berdiri bersama dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kemudian berkata, Wahai Rasulullah,โ€™ tatkala aku melihat hal tersebut, maka aku katakan Alaikas salaam ya Rasulullah, alaikas salaam ya Rasulullah, alaikas salaam ya Rasulullah semoga keselamatan senantiasa tercurah atasmu, wahai Rasulullah, 3x. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah engkau berkata seperti itu. Sesungguhnya alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati, sesungguhnya alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati, sesungguhnya alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati.โ€™ Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mendekatiku seraya berkata Apabila seseorang bertemu dengan saudaranya sesama muslim, hendaklah ia mengucapkan Assalaamu alaikum warahmatullaah.โ€™ Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan jawabannya kepadaku, seraya bersabda Wa alaika warahmatullaahi dan semoga rahmat Allah juga ter-limpah atasmu, 3x.โ€™โ€ [HR. Abu Dawud no. 4084, at-Tirmidzi no. 2721, Ahmad V/63-64, dan yang lainnya. Lafazh hadits ini berdasarkan riwayat at-Tirmidzi]5. Dibolehkan berdiri untuk memberikan salam sebagai ucapan selamat atau belasungkawa atau berdiri untuk menolong orang yang sudah jompo lemah atau berdirinya seorang anak untuk menghormati orang tuanya atau seorang isteri kepada suaminya atau sebaliknya, sebagaimana juga berdirinya untuk menyambut orang yang baru datang dari bepergian safar, juga berdiri seseorang dari majelisnya untuk menyambut orang yang datang pada majelis tersebut. Hal ini berdasarkan dalil-dalil yang berkaitan dengan hal-hal tersebut yang tidak memungkinkan untuk dijabarkan di sini. Dan begitu juga tidak boleh seseorang atau lebih berdiri dalam rangka memberi hormat kepada seseorang yang sedang duduk, sebagaimana kebiasaan para raja atau penguasa bengis lainnya. Namun dikecualikan dalam hal ini apabila berdiri untuk tujuan yang bermanfaat, sebagaimana berdirinya Maโ€™qil bin Yasar untuk mengangkat ranting dari bongkahan kayu yang ada di atas kepala Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika peristiwa Baiโ€™ah.โ€ [HR. Muslim]Sedangkan sengaja bangkit berdiri ketika melihat seseorang, seperti ketika orang-orang berada di suatu majelis kemudian datang seseorang lalu mereka berdiri dan memberi salam padanya, pendapat yang kuat dalam hal ini adalah haram hukumnya. Hal ini berdasarkan apa yang diriwayatkan dari Muโ€™awiyah bahwa dia pernah masuk ke suatu rumah yang di dalamnya terdapat Ibnu Amir dan Ibnuz Zubair. Kemudian Ibnu Amir berdiri sedangkan Ibnuz Zubair tetap duduk. Lalu Muโ€™awiyah berkata โ€œDuduklah, sungguh aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaู…ูŽู†ู’ ุณูŽุฑู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุชูŽู…ูŽุซู‘ูŽู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ุนูุจูŽุงุฏู ู‚ููŠูŽุงู…ู‹ุง ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽุจูŽูˆู‘ูŽุฃู’ ู…ูŽู‚ู’ุนูŽุฏูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู.โ€œBarangsiapa yang senang jika para hamba Allah berdiri memberi hormat kepadanya, maka silakan menempati tempat duduknya di dalam Neraka.โ€™โ€ [HR. Abu Dawud no. 5229, at-Tirmidzi no. 2915, Ahmad IV/93, 100. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 357]6. Tidak dibenarkan mencukupkan salam hanya dengan isyarat lambaian tangan semata tanpa menyertainya dengan lafazh as-salaamu alaikum, hal ini berdasarkan hadits dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู„ุงูŽ ุชูุณูŽู„ูู‘ู…ููˆู’ุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ูŽ ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆู’ุฏูุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ูŽู‡ูู…ู’ ุจูุงู„ุฑู‘ูุคููˆู’ุณู ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽูƒู’ูู ูˆูŽุงู’ู„ุฅูุดูŽุงุฑูŽุฉู.โ€œJanganlah kalian memberikan salam sebagaimana salamnya orang-orang Yahudi, karena sesungguhnya cara Yahudi memberi salam adalah dengan anggukan kepala dan lambaian tangan atau dengan isyarat tertentu.โ€[HR. At-Tirmidzi no. 2695, dengan sanad hasan. Lihat Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah no. 2194]Larangan tersebut dikhususkan bagi orang yang masih sanggup untuk mengucapkan lafazh salam dengan lisannya baik secara hissi maupun syarโ€™i. Namun dibolehkan bagi mereka yang mempunyai kesibukan, sehingga mereka susah atau tercegah untuk menjawab salam, misalnya orang yang sedang shalat, atau orang yang terlihat jauh, atau orang bisu dan begitu pula bentuk salam bagi orang yang Berusaha sungguh-sungguh untuk menyebarkan salam, dan tidak kikir di dalam melakukannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallamุฃูŽูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูŽุฏูู„ู‘ููƒูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุดูŽูŠู’ุกู ุฅูุฐูŽุง ููŽุนูŽู„ู’ุชูู…ููˆู’ู‡ู ุชูŽุญูŽุงุจูŽุจู’ุชูู…ู’ุŸ ุฃูŽูู’ุดููˆุง ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽูƒูู…ู’.โ€œMaukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu perbuatan apabila kalian lakukan niscaya akan membuat kalian saling mencintai satu sama lain? Sebarkanlah salam di antara kalian ketika saling bertemu.โ€ [HR. Muslim no. 54, Abu Dawud no. 5193, Ibnu Majah no. 3692 dan Ahmad II/391, 442]Di dalam hadits di atas, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk menyebarkan salam agar kebaikan dapat tersebar, hati menjadi saling terpaut dan barisan menjadi Tidak selayaknya untuk meninggalkan adab-adab dan ucapan salam kepada anak kecil, sebagaimana diriwayatkan dari Anas, bahwa beliau melewati beberapa anak-anak kecil lalu beliau memberi salam kepada mereka dan berkata โ€œRasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melakukan hal tersebut.โ€ [HR. Al-Bukhari no. 6247, Muslim no. 2168, Abu Dawud no. 5202 dan at-Tirmidzi no. 2696]Ini merupakan bagian akhlaq beliau Shallallahu alaihi wa sallam yang agung dan adabnya yang mulia, dan ini merupakan pendidikan bagi anak-anak untuk mempelajari sunnah-sunnah dan melatih mereka agar dapat menerapkan adab-adab yang mulia sehingga nantinya tumbuh dewasa sebagai orang yang mempunyai adab yang mulia Tidak selayaknya meninggalkan ucapan salam ketika selesai dari suatu majelis. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallamุฅูุฐูŽุง ุงู†ู’ุชูŽู‡ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุฌู’ู„ูุณู ููŽู„ู’ูŠูุณูŽู„ูู‘ู…ู’ุŒ ููŽุฅูู†ู’ ุจูŽุฏูŽุง ู„ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฌู’ู„ูุณูŽ ููŽู„ู’ูŠูŽุฌู’ู„ูุณู’ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุงู…ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู…ู ุฌูู„ููˆู’ุณูŒ ููŽู„ู’ูŠูุณูŽู„ูู‘ู…ู’ุŒ ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽุชู ุงู’ู„ุฃููˆู’ู„ูŽู‰ ุจูุฃูŽุญูŽู‚ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุขุฎูุฑูŽุฉู.โ€œApabila salah seorang di antara kalian sampai pada suatu majelis maka hendaklah ia mengucapkan salam, jika setelah itu hendak duduk maka silakan duduk, lalu apabila ia hendak berdiri meninggalkan majelis sedangkan orang lain masih duduk hendaklah mengucapkan salam, karena saat kedatangan tidak lebih berhak untuk diucapkan salam di dalamnya dari saat kepergian.โ€ [HR. Ahmad dan lainnya, shahih][1]Tidak selayaknya memulai memberikan salam kepada orang kafir. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,ู„ุงูŽ ุชูŽุจู’ุฏูŽุคููˆุง ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆู’ุฏูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุตูŽุงุฑูŽู‰ ุจูุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ูุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู‚ููŠู’ุชูู…ู’ ุฃูŽุญูŽุฏูŽู‡ูู…ู’ ูููŠู’ ุทูŽุฑููŠู’ู‚ู ูุงูŽุถู’ุทูŽุฑู‘ููˆู’ู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽุถู’ูŠูŽู‚ูู‡ู.โ€œJanganlah kalian memulai memberikan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani, apabila kalian bertemu dengan salah seorang dari mereka di jalan maka paksalah mereka hingga mereka berada di jalan yang sempit.โ€ [HR. Muslim no. 2167, at-Tirmidzi no. 2701 dan Abu Dawud no. 5205][Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis Abdul Hamid bin Abdirrahman as-Suhaibani, Judul dalam Bahasa Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki Rahmawan, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H โ€“ Maret 2006M] _______ Footnote [1]. Lafazh yang lainnya adalahุฅูุฐูŽุง ุงู†ู’ุชูŽู‡ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุฌู’ู„ูุณู ููŽู„ู’ูŠูุณูŽู„ูู‘ู…ู’ุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฑูŽุงุฏูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ููˆู’ู…ูŽ ููŽู„ู’ูŠูุณูŽู„ูู‘ู…ู’ุŒ ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽุชู ุงู’ู„ุฃููˆู’ู„ูŽู‰ ุจูุฃูŽุญูŽู‚ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุขุฎูุฑูŽุฉู.โ€œApabila salah seorang di antara kalian sampai pada suatu majelis, hendaklah ia mengucapkan salam. Lalu apabila ia hendak berdiri meninggalkan majelis, maka hendaklah mengucapkan salam, karena saat kedatangan tidak lebih berhak untuk diucapkan salam di dalamnya dari saat kepergian.โ€ [HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 986, Abu Dawud no. 5208, at-Tirmidzi no. 2707, dishahihkan oleh Ibnu Hibban no. 1931] Home /A7. Adab dan Perilaku.../Adab-Adab Mengucapkan Salam Memuliakan tamu merupakn ciri akhlak yang mulia. Sementara bersikap tidak ramah atau tidak peduli dengan tamu tergolong akhlak yang hina. Bahkan Rasulullah saw. menghubungkan sikap memuliakan tamu sebagai salah satu ciri iman/ Beliau bersabdaโ€Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah mnyakiti tetangganya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik atau kalau tidak dapat hendaknya dia diamโ€ HR Bukhari dan Muslim. Berikut ini akan dijlaskan bagaiman adab yang baik ketika kita bertamu dan menerima tamu. Bertamu Pada saat kita kedatangan tamu yang penuh sopan santun dan beradab tentu kita merasa senang. Lain halnya bila tamu yang datang berperilaku buruk, kita tentu akan merasa risih. Seperti itulah perasaan setiap tuan rumah yang akan kita datangi. Sikap kurang bersahabat dari tuan rumah jterhadap tamunya adakalanya disebabkan tamu itu sendiri yang berlaku tidak sopan. Bertamu merupakan sunah rasul agar mendapat rahmat dan berkah. Dalam bertamu hendaknya memenuhi adab-adab sebagai berkut. Niat bertamu dengan ikhlas. Bila ada keperluan, maka hendaknya keperluan itu bukan dalam hal maksiat. Sebaik-baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Seba- gaimana tamu Nabi Ibrahim yang dijelaskan Al Quran, โ€œDan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim. Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan โ€œSalamโ€ salam sejahtera. Berkata Ibrahim, โ€œSesungguhnya kami merasa takut kepadamu.โ€ Mereka berkata, โ€œJanganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan kelahiran seorang anak laki-laki yang akan menjadi orang yang alim.โ€ Al Hijr 51-53. Sebaik-baik kun- jungan adalah untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan hubungan kekerabatan. Mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan. Jangan berkunjung di saat-saat yang merepotkan tuan rumah, misalnya waktu tengah malam, subuh, atau saat-saat beristirahat. Sebaiknya buat janji terlebih dahulu dengan tuan rumah sebelum bertamu. Mengetuk pintu tiga kali dan meminta izin. Firman Allah, โ€œHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih balk bagi kamu agar kamu selalu ingat.โ€ An Nur 27. Bila tidak diberi izin sebaiknya kembali saja karena hal itu lebih utama. Rasulullah menjelaskan, โ€œApabila seorang bertamu lalu minta izin mengetuk pintu atau mengucapkan salam sampai tiga kali dan tidak ditemui tidak dibukakan pintu, maka hendaklah dia pulang.โ€ HR Bukhari. Berjabat tangan dengan tuan rumah sesama pria, adapun dengan wanita cukup menunjukkan sikap hormat. Sabda Nabi,โ€Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam- salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istigfarโ€. HR At Tahawi. Tidak masuk ke dalam rumah seorang wanita yang suaminya tidak ada di rumah, kecuali bila ada orang dewasa lain di rumah itu dan sekadar keperluan karena berduaan dengan wanita ini haram hukumnya. Berbicara dengan bahasa yang sopan dan santun serta menyenangkan tuan rumah. Sangat baik bila membawa oleh-oleh, kenangan, atau buah tangan. Namun yang lebih utama adalah sikap yang baik karena apa pun yang diberikan tidak ada nilainya bila kita bersikap buruk atau berkata-kata yang menyakitkan hati. Menghormati aturan-aturan yang ditentukan oleh tuan rumah dan mematuhinya. Misalnya duduk di tempat yang diperkenankan oleh tuan rumah. Tidak berlama-lama dalam bertamu dan jangan sampai membuat tuan rumah menjadi jemu atau jenuh. Mengingat sabda Rasulullah saw. โ€œMasa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu sedekah Tidak halal bagi si Tamu tinggal lebih lama sehingga menyakiti hati tuan rumahโ€. HR Baihaqi. Menerima Tamu Menerima tamu atau menghormati tamu dalam bahasa Arab disebut โ€œakrimud duyufโ€. Bagi kaum muslim hendaknya bertindak sebaik-baiknya dalam menyambut menerima tamu, baik dari segi sikap, penampilan, percakapan, maupun pelayanan yang diberikan. Islam mengenal adab dalam menyambut dan berinteraksi dengan tamu, yaitu antara lain sebagai berikut. Menyambut tamu dengan ikhlas dan wajah penuh keramahan. Tidak membeda-bedakan sikap terhadap tamu yang hadir ke rumah kita, kecuali dalam tingkat ketakwaan dan tingkat kekerabatannya. Jangan membeda-bedakan terhadap tamu, seperti yang kaya atau pejabat dengan sikap berlebih-lebihan atau menelantarkan tamu karena dia tergolong orang yang miskin. Menghormati tamu hendaknya ditunjukkan dalam sikap, penampilan, percakapan, maupun pelayanan Memberikan jamuan terhadap tamu sesuai dengan kemampuan, terutama bila tamu itu sengaja kita undang untuk datang dari tempat yang jauh. Kewajiban menjamu tamu adalah sehari semalam, sedangkan selebihnya merupakan sedekah. Berusaha sekuat tenaga memenuhi keperluan tamu yang hadir itu. Bila tidak fnampu, maka sampaikanlah kepada tamu tersebut secara bijaksana sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung yang mengakibatkan sakit hati tamu tersebut. Menemui tamu dengan wajah ceria, sikap antusias, serta sopan dan santun terhadap tamu terutama ungkapan rasa terima kasih atas kehadirannya di rumah kita. Usahakan agar tamu senantiasa gembira dan senang berada di rumah kita. Bila perlu berikanlah cinderamata sebagai kenang-kenangan dan rasa syukur. Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, janganlah sekali-kali menunjukkan sikap yang membuatnya tersinggung. Jika ingin menolaknya, tolaklah dengan cara yang bijaksana. Jika tamu telah berpamitan akan pulang, antarlah atau iringilah tamu sampai ke pintu rumah pagar karena hal ini termasuk sunah. Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Adab Bertamu Dan Menerima Tamu Dalam Pandangan Islam. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya. Baca postingan selanjutnya Tata Krama Berhias Dan Berpakaian Menurut Pandangan Islam Beserta Dalilnya 10 Nama Malaikat Yang Wajib Diketahui Beserta Tugas Dan Dalil nya Fungsi Dan Hikmah/Manfaat Beriman Kepada Malaikat Allah Ayat Ayat Al-Quran Tentang Demokrasi Dan Isi Kandungannya Ayat Ayat Al-Quran Tentang Demokrasi Dan Isi Kandungannya Puasa โ€“ Macam macam Puasa Selain Puasa Fardu Dan Penjelasannya Puasa โ€“ Pengertian, Syarat Dan Rukun Puasa Lengkap Dengan Dalilnya Hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga โ€“ Islam merupakan salah satu agama yang di muliakan oleh Allah SWT. Dalam ajaran agama Islam, tidak hanya membahas mengenai cara beribadah kepada Tuhan saja. Bahkan dalam menjamu sesama muslim lain, sudah di jabarkan dalam hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga seperti yang tertuang dibawah ini. ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุฃูŽู†ูŽู‘ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู ููŽู„ู’ูŠูŽู‚ูู„ู’ ุฎูŽูŠู’ุฑุงู‹ ุฃู‹ูˆู’ ู„ููŠูŽุตู’ู…ูุชู’ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู’ู„ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู ููŽู„ู’ูŠููƒู’ุฑูู…ู’ ุฌูŽุงุฑูŽู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุขุฎูุฑู ููŽู„ู’ูŠููƒู’ุฑูู…ู’ ุถูŽูŠู’ููŽู‡ู Artinya โ€œBarangsiapa manusia beriman kepda Allah serta Hari Akhir, maka hendaklah dia mampu berkata yang baik atau lebih baik diam, dan barang siapa manusia yang beriman hanya kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia bisa memuliakan tetangganya, dan hendaklah bisa memuliakan tamunya.โ€ Lantas bagaimana cara terbaik dalam memuliakan tamu dalam ajaran Islam yang baik dan benar? Di bawah ini akan dibahas secara lengkap tentang etika dalam bertamu menurut islam, hingga ajaran memuliakan tamu ketika kita menjadi tuan rumah. Etika Dalam Bertamu Menurut Islam Etika Dalam Bertamu Menurut IslamCara-Cara dan Hadits Tentang Memuliakan Tamu dan TetanggaKesimpulan ู„ุงูŽ ุชูŽุฃุชููˆุง ุงู„ู’ุจููŠููˆู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุจู’ูˆูŽุงุจูู‡ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ูŽู‘ ุฃุฆุชููˆู’ู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฌูŽูˆูŽุงู†ูŽุจูู‡ูŽุง ููŽุงุณู’ุชูŽุฃู’ุฐูู†ููˆุงูฌ ููŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุฐูู†ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู’ ููŽุงุฏู’ุฎูู„ููˆุง ูˆูŽุฅู„ุงูŽู‘ ููŽุงุฑู’ุฌูุนููˆุงู  Artinya โ€œJanganlah kalian mendatangi rumah orang dari depan pintunya, tapi datangilah dari samping-samping. Lantas ijin. Jika kalian diberi ijin, masuklah. Namun jika tidak, pulanglah.โ€ HR. Tabrani Dalam siratan hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga dari HR. Tabrani tersebut dijelaskan, Nabi selalu berpesan setiap tamu harus memiliki etika ketika mengunjungi seseorang. Di mana seorang tamu memang dilarang untuk menghadap langsung di depan pintu rumah. Sangat dikawatirkan pihak tamu akan memandang seluruh isi rumah karena hal ini merupakan perbuatan yang tidak pantas. Bisa saja pihak tuan rumah sedang berpakaian yang kurang pantas ataupun harus mempersiapkan diri untuk menyambut tamu. Kemudian etika yang kedua adalah meminta izin dengan cara mengetuk pintu rumah atau memecat. Apabila tidak diizinkan untuk masuk, sebaiknya tamu dengan sabar dan ikhlas harus pulang sesuai permintaan tuan rumah. Etika ketika bertamu sesuai dengan anjuran Islam antara lainMeminta izin terlebih dahulu untuk masuk maksimal tiga kali kepada pemilik untuk berpakaian pantas dan rapi ketika memberikan isyarat serta salam ketika datang ke rumah langsung mengintip kesemua bagian dalam diri untuk segi keamanan dan bentuk penghormatan kepada tuan tamu lelaki dilarang masuk ke dalam rumah ketika bertamu ke rumah duduk di kursi tamu harus semua jamuan dari pihak tuan rumah dengan setengah makanan dan minuman memakai tangan kanan dan tidak urusan selesai langsung pulang. Untuk point nomor 4 selalu memberikan salam dan isyarat ketika hendak datang ke rumah orang lain ini sesuai dengan sabda Nabi sesuai hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga seperti dibawah ini ุงูู†ูŽู‘ ุฑูŽุฌูู„ุงู‹ ุงูุณู’ุชูŽุฃู’ุฐูŽู†ูŽ ุนูŽู„ู‰ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุต ู… ูˆูŽ ู‡ููˆูŽ ููู‰ ุจูŽูŠู’ุชู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ โ€œุงูŽู„ูุฌูโ€ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุต ู… ู„ูุฌูŽุงุฏูู…ูู‡ู ุงูุฎู’ุฑูุฌู’ ุงูู„ูŽู‰ ู‡ูŽุฐูŽุง ููŽุนูŽู„ูู‘ู…ู’ู‡ู ุงู„ุงูุณู’ุชูุฃู’ุฐูŽุงู†ูŽ ููŽู‚ูŽู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ู‚ูู„ู’ โ€œุงู„ุณูŽู‘ู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุงูŽ ุงูŽุฏู’ุฎูู„ู’โ€ ููŽุณูŽู…ูุนูŽู‡ู ุงู„ุฑูู‘ุฌูŽู„ู’ ููŽู‚ูู„ู’ โ€œุงู„ุณูŽู‘ู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุงูŽ ุงูŽุฏู’ุฎูู„ู’โ€ ููŽุงูŽุฐูู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุต ู… ู‚ูŽุฏู’ ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุฑูˆุงู‡ ุงุจูˆ ุฏุงูˆุฏ Artinya โ€œBahwasanya seorang laki-laki meminta izin ke rumah Nabi Muhammad SAW sedangkan beliau ada di dalam rumah. Ucapnya Bolehkah aku masuk? Kemudian Nabi SAW bersabda ke pembantunya temuilah orang itu dan ajarkan kepadanya minta izin dan katakan kepadanya agar dia mengucapkan โ€œAssalmu alikum, bolehkah aku masukโ€ lelaki itu mendengar apa yang diajarkan nabi, lalu ia berkata โ€œAssalmu alikum, bolehkah aku masuk?โ€ Nabi SAW memberi izin kepadanya maka masuklah dia.โ€ HR Abu Daud Cara-Cara dan Hadits Tentang Memuliakan Tamu dan Tetangga Jika ingin mendapatkan ridha dari Allah SWT hendaknya umat islam harus bisa memberikan yang terbaik bagi tamunya sesuai hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga dalam anjuran Islam. Cara memuliakan tamu menurut islam yang mengunjungi rumah kita, antara lain Sangat disunnahkan untuk mengucapkan selamat datang terhadap semua tamu yang berkunjung di rumah. Hal tersebut tertuang dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ketika utusan Abi Qais mengunjungi Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sesuai dengan hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga. Beliau kemudian bersabda, โ€œSelamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesalโ€. HR BukhariUntuk menghormati tamu sebaiknya menghidangkan minuman atau makanan secukupnya semampunya saja. Tetapi lebih baik menghidangkan makanan yang layak untuk disantap oleh tamu. Allah SWT berfirman sesuai kisah Nabi Ibrahim AS ketika menjamu tamunya, โ€œDan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian dia mendekatkan makanan tersebut pada mereka tamu Nabi Ibrahim sambil berkata Tidakkah kalian makan?โ€ QS. Az-Zariyat 26-27 Selalu mendahulukan tamu yang usianya lebih tua dibandingkan kamu yang berusia lebih muda. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam pernah bersabda, โ€œBarang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.โ€ HR Bukhari di kitab Adabul Mufrad dimana didalamnya mengandung perintah untuk selalu menghormati orang yang lebih segera mengangkat hidangan apabila tamu belum selesai terbaik ketika memberi hidangan yaitu selalu mengajak mereka berbincang dengan pembahasan yang selalu menyenangkan. Tidak akan pergi tidur sebelum mereka pamit, selalu menganggap kamu sebagai orang yang membawa kebahagiaan, memasang muka manis ketika menyambut tamu, dan selalu merasa kehilangan ketika tamu berpamitan melakukan perjamuan tamu, harus sesuai dengan anjuran Rasulullah. Hal tersebut tertuang dalam hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga berbunyi, โ€œMenjamu tamu merupakan tiga hari, adapun cara memuliakannya sehari semalam dan tak halal bagi seorang muslim tinggal di tempat saudaranya, sehingga ia berniat menyakitinya.โ€ Para sahabat berucap โ€œYa Rasulullah, bagaimana cara menyakitinya?โ€ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berucap โ€œSang tamu tinggal bersamanya, sedangkan dia tidak mempunyai apa-apa untuk disajikan ke tamunya.โ€Sama sekali tidak memberikan waktu khusus untuk mengundang tamu yang berasal dari kalangan orang kaya saja, sedangkan tidak ingin mengundang orang dalam golongan miskin, dimana hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi,โ€Sejelek-jelek makanan merupakan makanan walimah di mana orang-orang kayanya yang diundang sedangkan orang-orang miskinnya ditinggalkan.โ€ HR Bukhari MuslimHal terbaik ketika tamu pulang yaitu mengantarkannya sampai di depan menghidangkan makanan selalu mendekatkan setiap hidangan ke meja terdekat menghormati para tamu sebaiknya mempercepat untuk segera menghidangkan makanan ataupun setiap pelayanan sudah diniatkan untuk memberikan jaminan kegembiraan kepada para tamu sesama muslim. Kesimpulan Cara bertamu yang baik mampu menumbuhkan toleransi kepada orang lain serta menjauhkan diri dari sikap tekanan, intimidasi dan kesalahan sikap ketika orang lain berkunjung ke rumah kita. Dengan bertamu maka seseorang akan semakin bisa menyesuaikan keadaan dengan orang lain, menjalin persahabatan dan kerjasama secara Islami. Sehingga Kamu akan menjadi insani yang lebih bermartabat dihadapan orang lain. Demikianlah etika, cara dan hadits tentang memuliakan tamu dan tetangga sesuai dengan ajaran agama Islam. Penulis dari berharap semoga dengan semua penjelasan yang sudah tertuang di atas, Kamu akan lebih memahami tentang bagaimana bertamu yang baik dan juga langkah untuk memuliakan tamu saat mengunjungi rumah kita.

mengucapkan kata kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk