Yuk simak ciri kulit sensitif berikut yang sudah Stylo rangkum untuk Stylovers semua! #1. Ciri Kulit Sensitif: Sering Mengalami Ruam. Bentuk paling umum yang ditunjukkan oleh kulit sensitif adalah sering mengalami ruam yang biasanya berwarna kemerahan. Hal ini dinilai menjadi tanda reaksi kulit sensitif terhadap produk berbahan kimia seperti DENPASAR Warga negara Amerika Serikat (AS), Michael James Holmes (28), ditemukan tewas gantung diri di kamar Hotel 7 Bidadari di Jalan Bidadari Kut Sebutorang asing bule. Kebiasaan orang Indonesia memanggil warga asing dengan sebutan bule, juga membuat orang asing keheranan. Namun tampaknya kebiasaan ini sudah mengakar selama bertahun-tahun. Bule identik dengan ciri fisik orang Eropa dan Amerika yang berkulit putih, berambut pirang, dan berhidung mancung. Ciriciri teks eksposisi adalah: - Penyampaian teksnya secara lugas dan menggunakan bahasa yang baku. menyebar 7-10 ribu paket daging kurban menggunakan daun jati, kepada masyarakat miskin yang tersebar di sejumlah daerah pada momentum Idul 16 jam yang lalu. Bola. bule tersebut dideportasi karena melanggar Pasal 78, Ayat 3 Undang SekjenBerkarya, Priyo Budi Santoso menjawab ledekan PPP ke Prabowo Subianto yang menyebut Haiti merupakan salah satu negara miskin di benua Afrika. rzo6. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ciri-ciri mental miskinPernah kepikiran tidak? Kaya dan miskin itu cuman soal duit? Tapi juga soal mental. Nah, Apa saja sih ciri-ciri orang yang punya mental miskin? 1. Gengsi, Orang mental miskin itu sibuk terlihat kaya daripada sibuk menjadi kaya dan ketika beli produk itu membeli gengsi daripada membeli fungsi. Contoh membeli baju seharga motor hanya cuma Gengsi 2. Tidak punya rencana, Orang mental miskin itu nggak pernah punya rencana kemarin ada masa depan ataupun rencana tentang keuangan 3. Suka minta-minta, suka minjem duit, hutang kau malu korupsi walaupun dalam konteks yang kecil, lama-lama ngelunjak dan itu tidak bisa dibiarin. Kita harus tegas untuk kebaikanku dan kebaikan dia juga 4. Suka menunda, kalau dipikir-pikir kenapa harus dikerjakan mepet deadline waktunya bisa digunakan ke hal yang lebih bermanfaat. Dan kebiasaan menunda itu tidak bisa untuk mengupgrade diri menjadi lebih baik Gimana nih Apakah salah satunya dari ciri-ciri tersebut ada di kamu? Kalau ada yuk ubah selagi masih ada waktu untuk masa depan yang lebih baik setuju? komen di bawah Lihat Sosbud Selengkapnya Ada beberapa cirri-ciri kemiskinan. Sebagaimana pengertian kemiskinan yang beragam, seperti dikemukakan pada uraian terdahulu, maka penentuan ciri-ciri kemiskinan pun beragam pula, antara lain, Asnawi 1994 mengemukakan ciri-ciri keluarga miskin dapat dilihat dari pendapatan perkapita keluarga berada dibawah garis kemiskinan, kurang gizi, kesehatan yang kurang baik, tingkat kematian bayi tinggi, pendidikan anak masih rendah, kualitas perumahan belum memenuhi syarat minimum dan pengeluaran konsumsi pangan yang utama masih belum mencukupi. Sedangkan BPS 1999, mengemukakan ciri-ciri rumah tangga miskin adalah sebagian besar rumah tangga miskin hanya mempunyai satu orang pekerja, sebagian besar tempat tinggal rumah tangga miskin belum memenuhi persyaratan kesehatan yang ada, sebagian besar memiliki lahan pertanian relatif kecil, tingkat pendidikan kepala rumah tangga sebagian besar masih rendah,rata-rata jam kerja masih rendah jika dibandingkan dengan rumah tangga tidak miskin, status pekerjaan 70% adalah petani. Ciri-ciri kemiskinan yang ada berbeda antar wilayah, perbedaan ini terkait dengan kemiskinan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kelembagaan setempat. Oleh karena itu penanggulangan kemiskinan akan lebih efektif kalau dikaitkan dengan prinsip desentralisasi dalam upaya meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Karena sebab dan ciri kemiskinan tidak sama antar satu daerah dengan daerah lainnya maka dalam usaha penanggulangan kemiskinan kemiskinan perlu digali lebih dahulu untuk mengetahui apa sebenarnya yang menjadi penyebab kemiskinan didaerah tersebut. Berkaitan dengan upaya penanggulangan kemiskinan tersebut sejumlah program selama ini telah dilakukan pemerintah terutama didasari oleh prospektif ekonomi masyarakat setempat. Masalah kemiskinan, tentu saja tidak dapat dilepaskan dari penyebab kemiskinan tersebut atau dengan kata lain harus mencari akar dan sumber kemiskinan itu sendiri. Sebenarnya untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan adalah sangat kompleks, karena kondisi antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda. Oleh karena itu faktorfaktor penyebab dari kemiskinan adalah berbeda antara daerah satu dengan lainnya seperti yang dikemukakan terdahulu, meskipun prinsip dasarnya adalah sama. Ada beberapa faktor penyebab kemiskinan yang masing-masing atau bersama-sama dampaknya sangat menentukan O Sangue Antigo que corre em suas veias dá-lhe o poder sobre o tempo. E sobre o espaço. Sobre as dimensões e as esferas. Ciri, você é agora a Senhora dos Mundos. Você tem uma força poderosa em suas mãos. — Vysogota de Corvo em A Torre da Andorinha Cirilla Fiona Elen Riannon, rainha de Cintra, princesa de Brugge e duquesa de Sodden, herdeira de Inis Ard Skellig e Inis An Skellig, soberana de Attre e Abb Yarra. Conhecida como Leoazinha de Cintra ou para os íntimos, Ciri, nasceu em 1253 durante o festival Belleteyn. Ela é filha única de Pavetta, a princesa de Cintra, e Duny, o Ouriço de Erlenwald. E neta da rainha Calanthe. Ciri também é ligada pelo Destino com o bruxo Geralt de Rívia. Livros de Andrzej Sapkowski[] Antes de Ciri nascer, Duny teve a ajuda de Geralt para cumprir seu destino e se casar com Pavetta. Tal ato fez quebrar a maldição que Duny carregava há anos. Ele ficara tão grato que utilizou a Lei da Surpresa dando o direito a Geralt de lhe pedir qualquer coisa. -… O que quer de mim, Geralt?- Duny – falou lentamente Geralt. – Quando um bruxo é defrontado com uma pergunta como essa, tem de pedir que ela seja repetida. - Muito bem. Repito-a, então, pois quero que saiba que sou seu devedor. O que deseja de mim? - Duny, Calanthe, Pavetta… Para se tornar bruxo, é preciso ter nascido sob a sombra do destino, e não são muitos os que nascem nessas condições. É por isso que somos tão poucos. Envelhecemos, morremos e não temos a quem transmitir nosso conhecimento e nossas aptidões. Faltam-nos substitutos, e este mundo está cheio do Mal, que apenas espera que sumamos de vez. […] Você me dará aquilo que já possui e que ainda não sabe. Voltarei a Cintra dentro de seis anos, para verificar se o destino foi generoso comigo. — Andrzej Sapkowski, O Último Desejo. Seis anos depois, Geralt decide voltar a Cintra, mas sem a intenção de levar a menina consigo para Kaer Morhen. O bruxo queria apenas olhar para o "Destino" e confessou a rainha Calanthe que tinha medo do que poderia acontecer com a criança quando ela se submetesse à Prova das Ervas. Pois apenas 4 de 10 sobrevivem. Em realidade, Geralt não chegou nem a olhar para a Criança Surpresa, apenas falou com Calanthe e esta não lhe revelou nem mesmo o sexo da criança. Ciri praticamente crescera nas Ilhas Skellige, pois seus pais tinham o costume de visitar as Ilhas. Contudo, em 1257, Paveta e Duny foram engolidos por uma tempestade que ninguém previra. Foram mortos por Geas Muire, a Maldição do Mar. Uma tempestade que não devia ter ocorrido. Já em 1262, Ciri foi prometida ao príncipe Kristrin, filho do rei Ervyll de Verden. Contrariando a vontade da avó, a menina fugiu do Castelo de Nastrog e adentrou a floresta de Brokilon. E foi ao acaso, ou talvez o Destino, que Geralt e Ciri tiveram seu primeiro encontro, entre as dríades que a haviam sequestrado e queriam retê-la a força para transformá-la em uma delas. Para isso, Eithné, a Senhora de Brokilon, fez Ciri beber a Água de Brokilon, mas a água não teve efeito algum sobre a menina. Ciri não perdera a memória e pôde expressar seu desejo de ir embora com Geralt. Entretanto, o bruxo se negou a manter Ciri consigo e a entregou ao druida Myszowor Arminho em The Witcher 3 para que ele a levasse de volta a Cintra. Para a rainha Calanthe. Geralt só aceitou seu Destino após reencontrar Yennefer, em Belleteyn. A feiticeira pediu para que ele não mais negasse seu destino e fosse atrás da criança que lhe fora prometida. Em 1263, decidido, Geralt viaja até Cintra, mas ao encontrar seu amigo e bardo Jaskier descobre que Cintra já não mais existia. Havia apenas ruínas e cinzas em seu lugar depois da invasão do império de Nilfgaard e que Calanthe e sua neta estavam mortas. Tal ato ficara conhecido como O Massacre de Cintra. Na invasão, Ciri foi sequestrada por um misterioso cavaleiro nilfgaardiano, mas conseguiu escapar quando este caiu no sono. Ela vagou sem rumo por algum tempo e enfrentou tempos difíceis vagando pelas florestas de Trásrios sendo encontrada e acolhida por druidas do Círculo de Angren, aqueles que se ocuparam dos órfãos da guerra. Depois ela foi adotada pela esposa do comerciante Yurga. O mesmo comerciante que recebera ajuda de Geralt na estrada e utilizou a Lei da Surpresa para expressar seu agradecimento ao bruxo. E assim, mas uma vez, Geralt e Ciri voltam a se encontrar. E dessa vez para ficarem juntos. Já em 1264, Cirilla então com 11 anos passou a morar em Kaer Morhen, sede dos Bruxos. Submetendo-se a um treinamento dado por Geralt, Vesemir, Lambert, Eskel e Coën. E é durante seu treinando que coisas estranhas acontecem. Quando Ciri perdera os sentidos após beber Gaivota Branca, começara a vaticinar. Outros vários incidentes do tipo ocorrera e os bruxos, não sabendo o que fazer, decidiram pedir ajuda a uma feiticeira. Devido ao seu relacionamento conturbado com Yennefer e por estarem brigados, Geralt opta por solicitar ajuda a outra feiticeira, sua amiga Triss Merigold. Logo em seu primeiro contato com Ciri, Triss prontamente sente uma áurea mágica entorno dela. Quando a menina entrou em estado mediúnico, a feiticeira percebera que estava lidando com o que sua confraria chamava de Fonte. O que a deixou preocupada, pois “crianças fontes” sem o devido treinamento e cuidado poderiam desenvolver uma séria doença mental e até por em risco pessoas próximas. E sabendo que lidava com forças a cima de sua capacidade, Triss informou a Geralt que a menina precisava de uma feiticeira mais poderosa, além de confiável Yennefer. Durante sua estadia em Kaer Morhen, Triss fizera o possível pra ajudar Ciri, quem considerava sua irmã menor. Manteve-se ao seu lado dia e noite. Usava um manto de proteção enquanto zelava por ela porque a menina tinha pesadelos terríveis e acordava aos berros todas as noites. Acalmando-a com exilares e encantos. E quando o inverno passou e por fim primavera chegou, Geralt e Triss foram ao templo de Melitele, em Ellander, para colocar Ciri aos cuidados da arquissacerdotisa Nenneke e dar continuidade ao aprendizado. Como ler e escrever corretamente as Runas. História. Ciências Naturais. Poesia e Prosa. E expressar-se na Língua Comum e na Língua Antiga. Sob a tutela e proteção de Yennefer, Ciri começou a aprender o básico da magia na teoria e na prática. E através das lições, a feiticeira lhe ensinou a ser capaz de afastar os pesadelos que a aterrorizam durante a noite. As duas também passaram a dormir juntas e aproveitavam-se disto para por em prática ensinamentos que não eram permitidos à luz do dia. Yennefer também adicionou o uso da espada de Ciri após conseguir persuadir Nenneke a liberá-la. A feiticeira deixou evidente que sabia bastante sobre a espada e a “dança” dos bruxos. As duas se tornaram inseparáveis. Yennefer costumava pentear e a aparar os cabelos de Ciri enquanto as duas conversavam sobre tudo. Elas tinham um acordo mútuo em que não se podia ocultar nada uma da outra durante o aprendizado. Mas nada disso foi possível sem antes superarem a pequena antipatia causada logo no primeiro encontro. Ciri não gostou nem um pouco da nova tutora. Inclusive pensou em fugir em protesto de volta a Kaer Morhen. Quando as noticias de guerra começaram a se espalhar, Ciri e Yennefer deixaram Ellander e foram para Gors Velen. Mas precisamente para a Ilha de Thanedd, onde ocorreria a conferência de magos e também local da escola de feiticeiras, Aretuza, lugar que a feiticeira pretendia matricular Ciri. As coisas não saíram como planejado e o Golpe de Thanned aconteceu. Foi então revelado quem estava atrás de Ciri e a menina, para fugir, atravessou um portal mágico instável. Tor Lara. Por causa da natureza do portal, Ciri foi simplesmente ejetada em pleno ar para o Deserto Korath. Wiedźmin filme e série[] Marta Bitner como Ciri na série de TV Wiedźmin No filme é série de TV Wiedźmin, Ciri foi interpretada por Marta Bitner. Diferente dos livros, na série ela se encontra com Geralt no Templo de Melitele em Ellander. Ela também não é retratada durante sua adolescência na série. Episódios[] 09 "Świątynia Melitele" O Templo de Melitele 10 "Mniejsze zło" O Mal Menor 12 "Falwick" 13 "Ciri" The Witcher 1[] No jogo, o taberneiro da Pousada Country no vilarejo de Águas Turvas conta a Geralt o conto de "Cirilla". Taberneiro "Ahem... Há muito tempo atrás, em um vale distante, morava uma garota. Ela era uma verdadeira princesa, feiticeira e bruxa..." Geralt "Todos os três? Isso não é um pouco demais?" Taberneiro "Não interrompa. Você quer ouvir a história ou não?" Geralt "Eu não interromperei novamente." Taberneiro "Uma história sobre destino pode se provar útil, bruxo. Ela nasceu uma princesa que todos desejavam, tinha pais amorosos e uma avó que era uma grande rainha. Ela viveu em palácios vigiados por centenas de cavaleiros. Todos pensavam que ela iria se tornar uma poderosa rainha. Mas o destino tinha outros planos. Seus pais morreram. Inimigos massacraram sua avó e tomaram o reino. Ainda assim, a princesa sobreviveu. Seu destino tornou-se ligado a um bruxo em particular. Ela ganhou uma nova família em Kaer Morhen, o lar dos bruxos. Ela aprendeu a lutar. No entanto, o destino mais uma vez fez barulho. A garota possuia talentos mágicos. Ela era uma fonte. Os bruxos temiam o poder incontrolável de uma fonte e necessitavam uma feiticeira para ajudá-los. Ela estudou magia arcana. A feiticeira amou um bruxo e os dois adotaram a garota. Ela estava realmente feliz e poderia se tornar uma poderosa feiticeira.... Mas a guerra eclodiu e o destino separou a família. Ressentida, a garota repudiou a magia e se tornou uma caçadora, aprendendo a amar a matança. A Morte a seguia - todos que ela amava havia morrido. Apenas o bruxo e a feiticeira negaram o chamado da Morte. O destino a colocou em terras estrangeiras, mas ela retornou. O pior assassino a capturou, mas ela saiu vitoriosa. Agentes de todos os reinos a perseguiram, mas nenhum a capturou. Quando ela matou todos seus inimigos e a paz desceu sobre o mundo, ela retornou ao bruxo e a feiticeira, apenas para que o destino a desprezasse novamente.." Geralt "O que aconteceu?" Taberneiro "Um camponês sem habilidade com armas matou o bruxo. A feiticeira morreu tentando o reviver. A garota não podia fazer nada pois ela havia repudiado a magia. Então a princesa que não governaria. o bruxo que enfrentou humanos, e a feiticeira que não lançou feitiços usou seu poder como um meio para deixar este mundo." Geralt "Eu sinto que você não contou tudo." Taberneiro "Tudo, exceto uma coisa. Seu nome era Cirilla. O que isso importa?" The Witcher 3 Wild Hunt[] Ciri será uma personagem jogável em The Witcher 3 Wild Hunt, no qual ela está sendo caçada pela Caçada Selvagem [1]. Genealogia de Ciri Sangue Antigo[] Vídeos[] Ancião ? Galeria[] Notas[] De acordo com O Sangue dos Elfos, seu nome é derivado da palavra da Língua Antiga Zireael, Andorinha. Referências[] ↑ Monarcas de Cintra Cerbin • Correl • Coram I • Coram II • Corbett • Dagorad • Calanthe • Roegner • Eist Tuirseach • Emhyr var Emreis Rainhas Becca de Nazair • Eschiva de Sodden • Rigoberta de Lyria • Fiona de Temeria • Elen de Kaedwen • Adalia • Calanthe • "Cirilla" Outros membros da família real Ceran • Cirra de Cintra • Pavetta • Cirilla Jombang, NU OnlineKetua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama LAZISNU Kabupaten Jombang, Jawa Timur Ahmad Zainuddin menyebut kaum muslimin tidak boleh miskin mental, namun harus terus optimis menjalani hidup ini dengan bahagia dan menegaskan, ada empat hal ciri manusia yang memiliki sifat miskin mental. Empat hal tersebut bila masih hinggap dalam pikiran dan hati seseorang maka bisa dipastikan orang tersebut susah diajak berpikir maju serta sukses."Kata almarhum ayah saya, boleh miskin harta tapi jangan miskin mental. Karena miskin harta itu takdir tapi miskin mental itu penyakit," katanya kepada NU Online, Rabu 9/7.Lebih lanjut ia menjelaskan, miskin mental yang pertama yaitu suka bergaya dan bermuka melas agar dikasihani oleh orang lain. Sering sekali seorang pria dan utamanya perempuan memasang wajah sedih, kusam dan bingung di hadapan temannya dengan harapan menarik simpati."Setelah berhasil menarik simpati baru lah mereka mengajukan bantuan. Bantuan tersebut bisa berupa tenaga, pikiran, dan uang. Semisal, seorang pria ingin membeli handphone baru namun uangnya kurang," jelasnya. Lalu ia menemui temannya, lanjutnya dengan wajah kusut dan menceritakan jika handphone miliknya sudah jelek dan ingin beli yang baru. Dan ia bermaksud meminjam uang kepada sahabatnya tersebut."Miskin mental itu pertama macak melas biar dikasihani orang dan mudah nelongsoan merana, merasa paling sedih," ungkap pria yang biasa disapa Gok Dien manusia yang miskin mental selanjutnya yaitu mudah merasa terdzolimi padahal tidak ada yang berusaha menyakitinya. Sikap ini biasanya ditunjukkan oleh seseorang yang ingin mendapatkan perhatian dari orang lain. Orang yang berkarakter seperti ini umumnya pandai mendramisir sebuah kejadian."Mudah merasa didzolimi padahal tidak ada yang mendzolimi itu juga tanda orang bermental miskin," jelas Gok menambahkan ciri terakhir seseorang yang miskin karakter itu adalah malas kerja, tapi anehnya punya banyak keinginan yang aneh-aneh. Terkadang omongannya dilebih-lebihkan atau berangan jauh. Bagi seseorang yang memiliki empat karakter ini maka dianjurkan segera bertaubat dengan cara menebarkan senyuman dalam setiap proses hidup, tidak mudah mengeluh dalam melewati duri-duri kehidupan. "Pandai mengelola emosi, banyak ide dan pastinya mudah bergaul. Bila masih bingung, baca berbagai buku atau internet tentang makna hidup. Sering ada orang yang malas bekerja tapi waktu ngomong kepada temannya punya banyak keinginan. Ini ciri orang miskin secara mental," tutup Gok Dien. Syarif Abdurrahman/Muiz Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_258042" align="aligncenter" width="300" caption="Bule juga banyak yang miskin"][/caption] -Penulis menulis artikel ini tanpa bermaksud untuk menyinggung suatu pihak maupun, penulis hanya ingin berbagi pengalaman dengan pembaca lainnya. Orang bule selalu menjadi sorotan ketika mereka datang ke Indonesia, terutama bila mereka berada di daerah-daerah atau kota-kota kecil di Indonesia yang jarang di kunjungi orang asing. Mereka sangat identik dengan turis, yang artinya menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah wisatawan yang berasal dari luar negeri. Wisatawan dari luar negeri memang identik dengan banyak uang, karena mereka, khususnya yang berasal dari Eropa barat, mengeluarkan banyak uang ketika mereka berlibur di negara lain, terutama kalau mereka menghabiskan liburan di negara-negara dunia ke tiga yang nilai mata uangnya jauh lebih rendah dari mata uang mereka Euro, Dollar, dll.. Bule memang biasanya diidentifikasi dengan penampakan fisiknya yang berkulit putih, berhitung mancung, bertinggi badan rata-rata lebih tinggi dan berambut pirang, dengan kata singkat bule adalah ras manusia berkulit putih orang Eropa atau caucasian. Jadi, tanpa bermaksud rasis, orang dari Afrika yang berkulit hitam ataupun orang Eropa selatan seperti orang Italia, Portugal ataupun Spanyol yang banyak berkulit agak gelap mestinya tidak bisa dibilang bule, namun karena mereka berasal dari luar negeri, biasanya mereka mendapat julukan bule dari orang Indonesia. Bukan hanya mereka saja yang dijuluki bule, orang yang berasal dari Amerika selatan atau latin pun biasanya mendapat julukan bule. Media informasi dan hiburan seperti televisi memang juga berperan dalam penyebaran prasangka atau klise, bahwa bule selalu kaya dan banyak uang. Padahal dalam kenyataanya bule juga seperti halnya manusia di Indonesia, mereka ada yang kaya dan banyak pula yang miskin, bahkan lebih miskin dari orang Indonesia. Berdasarkan pengamatan penulis, di Jerman bule-bule miskin yang kebanyakan tidak mempunyai pekerjaan atau penggangguran, bergaya hidup mewah apabila diukur dari standart hidup Indonesia. Mereka mendapatkan uang bantuan dari pemerintah Jerman untuk biaya hidup sehari-hari, namun jumlahnya sangat minim sekali. Uang tersebut hanya cukup untuk membeli makanan sehari-hari, selain itu pemerintah Jerman juga membayar biaya sewa tempat tinggal ataupun apartemen mereka. Jumlah uang yang mereka terima perbulan rata-rata sekitar 400 Euro = Rp. 4,8 juta. Memang uang itu bagi orang yang hidup di Indonesia kelihatan banyak, namun untuk standart hidup di Jerman uang tersebut sangatlah tidak cukup. Namun demikian, banyak juga beberapa orang dari kalangan tersebut yang berhasil menabung dan berlibur ke negara Asia seperti Indonesia ataupun Thailand. Di Indonesia bule dari kalangan ini akan dianggap kaya, karena mereka mampu berlibur ke luar negeri, meski sebenarnya mereka dari kalangan pengangguran atau memiliki uang yang sangat terbatas. Alasan mereka memilih Indonesia untuk berlibur adalah harga-harga yang murah dibandingkan dengan di negara mereka. Jadi, mereka bisa mengeluarkan sedikit uang untuk bergaya hidup mewah di Indonesia selama beberapa hari atau minggu. Banyak dari mereka yang akhirnya berkenalan dengan perempuan Indonesia. Kebanyakan perempuan-perempuan ini adalah dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sayangnya perempuan Indonesia akan gampang terlena melihat ciri fisik bule yang berkulit putih dan berhidung mancung. Selain itu, mereka berpikir, bahwa bule pasti punya banyak uang. Begitu juga dengan bule-bule tersebut. Wanita Indonesia yang memiliki typical ramah, penurut dan setia serta berkulit sawo matang memang menjadi magnet bagi mereka. Bayangkan saja, di negara mereka bule-bule ini sudah tidak ada yang mau, karena mereka miskin dan biasanya kurang berpendidikan ataupun ciri fisiknya yang seperti berperut gendut . Selain itu, kebanyakan dari mereka sudah berusia di atas 40 atau 45 tahun. Sedangkan di Indonesia mereka akan banyak disukai oleh wanita-wanita Indonesia yang langsing dan berkulit sawo matang nan eksotis. Bak gayung bersambut, banyak wanita-wanita Indonesia yang kesengsem dengan bule-bule tersebut. Mereka kemudian berkenalan di tempat-tempat wisata seperti Bali maupun kota-kota besar lainnya, ataupun banyak juga yang berkenalan melalui dunia maya. Setelah mereka berkenalan, mereka pada umumnya akan menikah dan sang istri akan diboyong ke Eropa. Memang tidak gampang untuk menikah dua negara, namun jika cinta sudah tumbuh, samudra pun pasti akan terbelah dengan sendirinya. Berdasarkan pengamatan penulis yang mengenal beberapa wanita Indonesia yang menikah dengan bule dari kalangan bawah, mereka pada umumnya akan sangat bahagia karena mereka telah menemukan pasangan hidup seorang pria bule. Namun banyak hal yang mereka tidak tahu, bahwa hidup di Eropa dalam hal ini Jerman adalah tidak mudah, apalagi dalam serba keterbasan ekonomi. Kembali ke tema bule miskin. Keidentikan bule dengan kaya, memang sepertinya sulit dihilangkan dari pandangan kebanyakan orang di Indonesia. Tapi bagi sebagian orang yang memiliki pengetahuan luas ataupun yang pernah berkunjung ke negara-negara bule, mereka tahu bahwa bule memang banyak yang miskin. Negara-negara Eropa bagian timur misalnya, negara-negara ini memiliki penduduk yang dapat dikategorikan sebagai bule, namun apabila kita melihat sisi ekonomi negara-negara tersebut, maka kita akan tahu bahwa negara-negara tersebut merupakan negara yang setara dengan Indonesia, atau bahkan lebih miskin. Jadi, bagi Anda pengagum atau penyuka bule, jangan cepat terlena akan 'kebulean' sesorang, karena tidak semua bule itu kaya dan punya banyak uang. Dan, di kota-kota besar Indonesia banyak orang Indonesia yang bergaji jauh dari gaji bule di Eropa ataupun Amerika. So, jangan terlena! Sumber foto Bild "Obdachloser-Bettler-Boden" von Lihat Sosbud Selengkapnya

ciri ciri bule miskin